Probolinggo – Wajah baru Gelora Merdeka Kraksaan yang dikenal sebagai ruang publik estetik dan ramah keluarga, tercoreng oleh aksi sekelompok orang yang terekam sedang berpesta miras di dekat miniatur Candi Jabung.
Ironisnya, dalam video yang viral itu, muncul dugaan keterlibatan orang yang mengaku tokoh masyarakat dan pendukung kepala daerah.
Rekaman berdurasi singkat itu menampilkan sekelompok pria duduk santai sambil menenggak minuman keras di area terbuka yang dipadati pengunjung dan pedagang kaki lima.
Suara dalam video menyebut nama “Putra Bulu, yang menguasai di garis terdepan bersama Gus Haris – Ra Fahmi,”
Tak pelak, publik bereaksi keras. Miniatur Candi Jabung yang merupakan ikon swafoto favorit pengunjung ikut terkena imbas. Banyak pengunjung mengaku risih dan memilih menjauh dari area tersebut.
“Kami datang untuk bersantai dan menikmati suasana, tapi malah disuguhi tontonan tak pantas. Harusnya area publik seperti ini dijaga, bukan dijadikan tempat mabuk,” ujar salah satu pengunjung yang berada di lokasi pada Sabtu (19/4/2025).
Lebih mengejutkan lagi, salah satu sosok yang disebut dalam video dikabarkan memiliki latar belakang keagamaan dan dikenal luas sebagai habib. Warga pun mempertanyakan moralitas publik figur tersebut.
“Kalau benar dia tokoh agama, ini benar-benar mencoreng wajah umat. Jangan sampai orang seperti itu mencatut nama agama hanya demi popularitas,” kritik warga Kecamatan Kraksaan.
Kawasan Gelora Merdeka Kraksaan belakangan ini menjadi simbol kemajuan tata ruang publik di Kabupaten Probolinggo. Ramainya aktivitas warga dari senam, konser, hingga bazar UMKM menjadikannya ruang vital yang semestinya steril dari perilaku menyimpang.
Desakan terhadap aparat penegak hukum dan pemerintah daerah pun menguat. Warga berharap ada tindak lanjut serius, apalagi wajah para pelaku dalam video terekam dengan jelas.
“Kami menuntut langkah tegas. Ini soal wibawa ruang publik dan pendidikan moral untuk masyarakat,” tambahnya.
Hingga Senin (21/4/2025), belum ada pernyataan resmi dari aparat kepolisian maupun pemerintah daerah. Namun masyarakat berharap insiden ini menjadi momentum untuk memperketat pengawasan dan menjaga marwah fasilitas umum di Probolinggo.