Probolinggo – Persiapan ibadah haji 2025 di Kabupaten Probolinggo resmi dimulai. Sebanyak 821 calon jemaah haji, termasuk petugas pendamping, mulai mengikuti bimbingan manasik massal yang digelar di Auditorium Madakaripura, Senin (21/4/2025). Yang menarik, peserta tahun ini datang dari rentang usia yang sangat beragam—dari remaja berusia 18 tahun hingga lansia berumur 101 tahun.
Kegiatan ini menandai awal perjalanan spiritual panjang yang akan ditempuh jemaah menuju Tanah Suci. Mereka tidak hanya dipersiapkan secara teknis, tetapi juga secara mental dan spiritual.
“Manasik ini bukan sekadar latihan seremonial, tetapi pembekalan menyeluruh tentang makna dan tata cara ibadah haji,” ujar Kepala Kemenag Kabupaten Probolinggo, H. Samsur, saat membuka acara.
Dua jemaah asal Kecamatan Pakuniran menjadi sorotan tahun ini. Islami Tsabita Azhariyah, 18 tahun, tercatat sebagai peserta termuda. Sementara itu, Maimuna, yang telah menginjak usia 101 tahun, menjadi jemaah tertua.
“Keduanya menjadi simbol dari luasnya semangat ibadah di tengah masyarakat. Usia tidak menjadi halangan untuk berangkat ke Baitullah,” kata Samsur.
Dari total 821 jemaah, 812 merupakan jemaah reguler, sedangkan sisanya adalah petugas dari PHD dan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU). Sebanyak 52 jemaah cadangan juga disiapkan untuk mengantisipasi pergantian mendadak.
Distribusi jemaah cukup bervariasi. Kecamatan Paiton menjadi penyumbang terbesar dengan 129 jemaah. Sebaliknya, Kuripan dan Sumber hanya mengirimkan masing-masing dua orang.
Kegiatan manasik akan berlangsung dua kali di tingkat kabupaten dan enam kali di masing-masing kecamatan melalui Kantor Urusan Agama (KUA). Format ini dinilai lebih efektif untuk memberikan pemahaman menyeluruh dan personal kepada jemaah.
Anggota Komisi VIII DPR RI, Dini Rahmania, yang hadir dalam acara pembukaan, menyoroti pentingnya layanan inklusif, terutama bagi jemaah lansia.
“Banyak dari mereka yang sudah menabung sejak muda, dan baru tahun ini kesempatan itu datang. Ini bukan sekadar ibadah, tapi momen penantian panjang yang sangat bermakna,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga citra bangsa di mata dunia. “Jemaah Indonesia dikenal tertib dan santun. Harus kita jaga,” tegasnya.
Wakil Bupati Probolinggo, Fahmi AHZ, memastikan bahwa pemerintah daerah akan memberikan dukungan penuh, mulai dari aspek teknis hingga layanan medis dan keamanan.
“Haji adalah momentum untuk memperkuat nilai keikhlasan dan solidaritas. Setiap prosesi, dari tawaf hingga wukuf, adalah pelajaran spiritual tentang pengorbanan,” ungkapnya.
Jemaah Kabupaten Probolinggo dijadwalkan berangkat pada gelombang kedua dari Embarkasi Surabaya, wilayah kerja Malang, sekitar Mei 2025. Mereka akan terbagi dalam dua kelompok terbang (kloter).
Menutup rangkaian acara, Kepala Kanwil Kemenag Jatim, H. Akhmad Sruji Bahtiar, memberi wejangan spiritual agar jemaah tidak hanya siap secara teknis, tetapi juga secara batin.
“Ibadah haji membutuhkan stamina dan kesiapan jiwa. Ini perjalanan suci, bukan sekadar perjalanan fisik,” pesan alumnus Ponpes Nurul Jadid itu. (*)