Probolinggo – Penjabat (Pj) Wali Kota Probolinggo, Nurkholis, mendukung inovasi pengolahan limbah tahu menjadi biogas yang dikembangkan oleh pabrik tahu Proma di Kelurahan Kedung Asem, Kecamatan Wonoasih. Inovasi ini tidak hanya bermanfaat bagi warga sekitar, tetapi juga berwawasan industri hijau.
Dalam kunjungannya pada Minggu (2/6/2024), Nurkholis menegaskan pentingnya mengolah limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Limbah cair yang dibuang tanpa pengolahan dapat merusak kualitas air sungai.
“Ini juga upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Kami akan mendorong lebih banyak stakeholder untuk mendukung inisiatif lingkungan seperti ini,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Nurkholis mengapresiasi upaya pabrik tahu dalam menyediakan biogas bagi rumah tangga sekitar. Inovais itu dinilainya sebagai langkah penting dalam pengelolaan limbah ramah lingkungan dan mitigasi perubahan iklim.
“Berapa banyak limbah yang diolah untuk dimanfaatkan biogasnya, Pak?” tanya Nurkholis sambil ikut serta dalam proses penyaringan bubur kedelai yang telah dimasak.
Ahmad Sidik, pemilik pabrik tahu, menjelaskan bahwa sejak tahun 2014, pabriknya bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk membangun instalasi biogas dari limbah tahu.
Setiap hari, pabrik ini menghasilkan 300-400 kg limbah tahu, yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gas bagi 25 rumah tangga di sekitarnya.
Sebelum pandemi Covid-19, pada tahun 2019, produksi gas bahkan mampu mencukupi kebutuhan hingga 46 rumah tangga.
“Produksi tahu yang meningkat akan menghasilkan lebih banyak limbah, sehingga lebih banyak rumah tangga bisa menikmati manfaat biogas,” jelas Sidik.
Setelah mendengarkan penjelasan di ruang produksi, Nurkholis melanjutkan kunjungannya ke salah satu dapur warga yang menggunakan biogas. Di sana, ia mencoba menghidupkan kompor dengan gas hasil olahan limbah tahu.
“Tolong dilanjutkan program ini, Pak, karena sangat bermanfaat bagi masyarakat. Kami akan membahas lebih lanjut bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk meningkatkan produksi tahu, agar lebih banyak rumah tangga bisa menikmati biogas ini,” kata Nurkholis.
Kunjungan ini diharapkan dapat memacu inisiatif serupa di seluruh Kota Probolinggo, sehingga pengelolaan limbah yang ramah.
Dalam kunjungannya pada Minggu (2/6/2024), Nurkholis menegaskan pentingnya mengolah limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Limbah cair yang dibuang tanpa pengolahan dapat merusak kualitas air sungai.
“Ini juga upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Kami akan mendorong lebih banyak stakeholder untuk mendukung inisiatif lingkungan seperti ini,” ujarnya.
Nurkholis mengapresiasi upaya pabrik tahu dalam menyediakan biogas bagi rumah tangga sekitar. Inovais itu dinilainya sebagai langkah penting dalam pengelolaan limbah ramah lingkungan dan mitigasi perubahan iklim.
“Berapa banyak limbah yang diolah untuk dimanfaatkan biogasnya, Pak?” tanya Nurkholis sambil ikut serta dalam proses penyaringan bubur kedelai yang telah dimasak.
Ahmad Sidik, pemilik pabrik tahu, menjelaskan bahwa sejak tahun 2014, pabriknya bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk membangun instalasi biogas dari limbah tahu.
Setiap hari, pabrik ini menghasilkan 300-400 kg limbah tahu, yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gas bagi 25 rumah tangga di sekitarnya.
Sebelum pandemi Covid-19, pada tahun 2019, produksi gas bahkan mampu mencukupi kebutuhan hingga 46 rumah tangga.
“Produksi tahu yang meningkat akan menghasilkan lebih banyak limbah, sehingga lebih banyak rumah tangga bisa menikmati manfaat biogas,” jelas Sidik.
Setelah mendengarkan penjelasan di ruang produksi, Nurkholis melanjutkan kunjungannya ke salah satu dapur warga yang menggunakan biogas. Di sana, ia mencoba menghidupkan kompor dengan gas hasil olahan limbah tahu.
“Tolong dilanjutkan program ini, Pak, karena sangat bermanfaat bagi masyarakat. Kami akan membahas lebih lanjut bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk meningkatkan produksi tahu, agar lebih banyak rumah tangga bisa menikmati biogas ini,” kata Nurkholis.
Kunjungan ini diharapkan dapat memacu inisiatif serupa di seluruh Kota Probolinggo, sehingga pengelolaan limbah yang ramah.