Probolinggo, – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menegaskan pentingnya peran Nahdlatul Ulama (NU) dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Hal ini disampaikan saat menghadiri peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-102 NU sekaligus Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) PWNU Jatim di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Probolinggo, Jumat (24/1/2025).
Dalam sambutannya, Khofifah menyoroti isu kemiskinan sebagai tantangan utama yang harus segera diatasi. Ia mengajak seluruh elemen NU untuk mengambil peran aktif dalam menurunkan angka kemiskinan hingga tersisa 2 persen pada 2045.
“Indonesia Emas 2045 hanya bisa tercapai jika kita mampu menekan angka kemiskinan. Ini adalah tugas besar yang membutuhkan kerja sama dari semua pihak, terutama keluarga besar NU,” ujar Khofifah dengan penuh semangat.
Pendidikan: Solusi Strategis Atasi Kemiskinan
Khofifah menekankan bahwa pendidikan adalah kunci utama dalam memutus rantai kemiskinan. Ia menyoroti berbagai program strategis seperti satu keluarga satu sarjana yang diinisiasi Baznas Jatim dan sejumlah beasiswa dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
“Baru minggu ini, tiga penerima beasiswa S3 dari Pemprov Jatim berhasil meraih gelar doktor di UIN KHAS Jember. Hingga pertengahan tahun, kita akan memiliki 35 doktor baru dari pesantren di Jawa Timur yang siap berkarya,” ungkap Khofifah.
Tak hanya itu, santri asal Jawa Timur yang menempuh pendidikan di Universitas Al Azhar Mesir dengan beasiswa Pemprov juga dijadwalkan lulus pada Maret mendatang. Hal ini, menurutnya, adalah bukti nyata bahwa NU berkontribusi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk Indonesia Emas.
Jatim Sebagai Pusat Logistik dan Ekonomi Nusantara
Selain fokus pada pendidikan, Khofifah juga menyoroti peran strategis Jawa Timur sebagai tulang punggung ekonomi nasional. Dengan 27 dari 32 jalur tol laut di Indonesia Timur berangkat dari Pelabuhan Tanjung Perak, Jatim disebut sebagai gerbang logistik utama Nusantara.
“Saat ini, 80 persen logistik ke wilayah Indonesia Timur berasal dari Jawa Timur. Posisi ini membuat Jatim menjadi pusat perdagangan dan logistik yang sangat penting,” jelasnya.
Khofifah juga menyebut potensi besar Jawa Timur dalam memperluas pasar global untuk komoditas premium, salah satunya durian black thorn asal Blitar. Ia optimistis, pengembangan komoditas ini dapat meningkatkan kesejahteraan warga NU.
“Jika pengelolaan durian ini dilakukan dengan baik, saya yakin banyak warga NU yang akan menjadi aghniya. Dengan begitu, dakwah bil maal bisa diperkuat,” ujarnya.
Plakat Emas untuk Khofifah
Sebagai apresiasi atas kontribusinya dalam mendukung kegiatan NU, Khofifah menerima plakat emas dari Ketua PWNU Jatim, KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin. Acara yang dihadiri para ulama dan tokoh NU ini ditutup dengan semangat kolaborasi untuk mewujudkan Indonesia yang lebih maju dan sejahtera.
Khofifah berharap semangat ini terus berlanjut dan menjadi energi kolektif NU dalam mengatasi berbagai tantangan menuju Indonesia Emas 2045.