Surabaya – Menjadi petugas haji bukan sekadar tugas administratif, melainkan amanah besar yang membawa nama baik bangsa di mata dunia.
Hal ini ditekankan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Jawa Timur, Akhmad Sruji Bahtiar, dalam pembukaan Bimbingan Teknis (Bimtek) Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Kloter Terintegrasi Embarkasi Surabaya pada Sabtu (15/3/2025).
Acara yang berlangsung di Asrama Haji Sukolilo Surabaya ini menjadi ajang pembekalan bagi 292 petugas haji, termasuk ketua kloter, pembimbing ibadah, dan tenaga kesehatan.
Dengan jumlah jemaah haji Indonesia yang besar, peran mereka sangat vital dalam memastikan kelancaran ibadah dan pelayanan di Tanah Suci.
Dalam sambutannya, Akhmad Sruji Bahtiar menegaskan bahwa tugas utama petugas haji adalah memandirikan jemaah.
“Kita tidak boleh membiarkan jemaah kebingungan. Tetapi, kita juga tidak bisa terus-menerus menggantungkan mereka kepada petugas. Bantu mereka untuk bisa menjalankan ibadah dengan baik dan mandiri,” ujarnya.
Dengan semangat ini, para petugas dituntut tidak hanya memahami teknis ibadah, tetapi juga memiliki keterampilan komunikasi, manajemen krisis, hingga kepemimpinan yang kuat.
Akhmad Sruji juga mengingatkan bahwa tugas petugas haji bukan hanya berdampak pada individu, tetapi juga citra Indonesia secara global.
“Indonesia dikenal sebagai negara dengan penyelenggaraan haji terbaik. Ini harus kita pertahankan. Setiap tindakan kita akan dinilai, baik oleh jemaah maupun oleh dunia,” tegasnya.
Pesan ini menjadi pengingat bahwa setiap interaksi, pelayanan, dan sikap petugas haji akan mencerminkan profesionalisme bangsa Indonesia di hadapan negara lain.
Dalam dunia yang semakin kompleks, kerja sama menjadi kunci utama dalam penyelenggaraan ibadah haji. “Tidak ada yang bisa bekerja sendiri. Semua harus bersinergi, saling melengkapi, dan bekerja tanpa ego jabatan,” tambahnya.
Petugas juga diingatkan untuk melayani jemaah tanpa membeda-bedakan latar belakang. Dengan keberagaman jemaah yang berasal dari berbagai daerah, suku, dan tingkat pendidikan, petugas dituntut untuk bersikap profesional, sabar, dan penuh empati.
Selain memberikan pelayanan, petugas haji juga bertanggung jawab melindungi jemaah dari berbagai risiko.
“Jangan pernah berpikir ‘itu bukan tugas saya’. Setiap jemaah adalah amanah, dan kita semua bertanggung jawab memastikan mereka selamat dan nyaman,” ujar Sruji.
Dengan kondisi cuaca yang ekstrem di Arab Saudi, kepadatan jemaah, serta berbagai tantangan lainnya, kesigapan petugas dalam menjaga kesehatan dan keamanan jemaah menjadi sangat krusial.
Akhmad Sruji menutup pesannya dengan mengingatkan bahwa tugas ini bukan sekadar pekerjaan, tetapi amanah langsung dari Allah SWT.
“Kita dipilih untuk tugas mulia ini. Maka, jalankan dengan penuh tanggung jawab, dedikasi, dan keikhlasan,” pungkasnya.