Probolinggo – Dugaan pemotongan dana Program Indonesia Pintar (PIP) di Kabupaten Probolinggo menjadi sorotan publik. Dana yang seharusnya diterima utuh oleh siswa justru dipotong dengan berbagai alasan, membuat penerima manfaat merugi dan mempertanyakan transparansi penyalurannya.
Kasus ini mencuat setelah sejumlah siswa melaporkan bahwa mereka menerima dana bantuan lebih kecil dari yang seharusnya, bahkan ada yang tidak mendapatkannya sama sekali.
Salah satunya adalah Melati (nama samaran), yang seharusnya menerima Rp 900 ribu, tetapi akibat berbagai potongan, ia tidak mendapatkan dana tersebut sama sekali.
Berdasarkan temuan yang ada, pemotongan dana ini diduga terjadi pada PIP jalur aspirasi dewan.
Kakak Melati, Rose (bukan nama sebenarnya), menunjukkan bukti percakapan WhatsApp dengan pihak sekolah yang mengonfirmasi adanya pemotongan dengan alasan renovasi gedung.
Dari penelusuran lebih lanjut, terungkap bahwa pemotongan dilakukan dengan rincian sebagai berikut:
30 persen (Rp 270 ribu) diduga dipotong oleh pihak dewan.
50 persen (Rp 450 ribu) masuk ke yayasan.
Rp 180 ribu dialokasikan untuk pembayaran Lembar Kerja Siswa (LKS).
Dengan skema ini, siswa tidak menerima dana sedikit pun secara langsung, meskipun mereka telah mengikuti prosedur pencairan di bank.
Melati menyebut bahwa pengambilan dana dilakukan di salah satu bank di wilayah Kraksaan pada Kamis (6/2/2025). Namun, setibanya di sekolah, ia dan siswa lainnya diminta menyerahkan uang tersebut kepada guru.
Setelah keluhan ini mencuat dan menjadi bahan diskusi di grup sekolah, Melati dipanggil oleh pihak sekolah pada Rabu (12/2/2025) untuk memberikan klarifikasi terkait unggahannya di grup.
Tidak berhenti di situ, ia juga mencoba menghubungi pihak dewan yang disebut-sebut melakukan pemotongan. Namun, mereka membantah telah melakukan pemotongan dana PIP dari jalur aspirasi mereka.
Menariknya, setelah konfrontasi ini terjadi, dana PIP akhirnya diberikan secara penuh kepada Melati. Namun, ia mengaku mendapat ancaman bahwa namanya tidak akan diajukan kembali sebagai penerima PIP di masa mendatang.
Orang tua siswa yang mengetahui kejadian ini pun merasa resah. Mereka mempertanyakan keadilan dan transparansi dalam penyaluran dana PIP.
“Kami berharap dana bantuan ini benar-benar diterima siswa tanpa ada pemotongan sepihak. Jangan sampai ada ancaman bagi mereka yang mempertanyakannya,” ujar salah satu wali murid.