Probolinggo, NuansaJatim – Dalam rangka memperingati Hari Lahir Nahdlatul Ulama (HNU) ke-102, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur menggelar Jatim Expo Pendidikan dan UMKM. Acara ini berlangsung selama sepekan, dari 20 hingga 26 Januari, di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Probolinggo.
Acara ini tidak hanya menjadi momentum perayaan, tetapi juga menghadirkan agenda strategis seperti Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) NU Jatim dan promosi produk unggulan warga NU. Hal ini disampaikan oleh Prof. Dr. M. Noor Harisudin, Wakil Sekretaris PWNU Jawa Timur.
“NU memiliki tiga pilar utama: Asfirul Afkar (pemikiran), Nahdlatul Wathan (kecintaan pada tanah air), dan Nahdlatul Tujjar (ekonomi). Selama 102 tahun, dua pilar pertama telah berjalan baik, namun pilar ekonomi masih perlu diperkuat. Inilah saatnya kita mempromosikan produk UMKM NU agar dikenal lebih luas,” ujarnya.
Expo ini menghadirkan lebih dari 200 pelaku UMKM dari berbagai daerah di Jawa Timur, mulai dari Jombang hingga Malang. Mereka memamerkan produk unggulan yang merepresentasikan kualitas dan kreativitas warga NU.
“Produk yang ditampilkan tidak hanya berasal dari Probolinggo, tetapi juga berbagai kota di Jawa Timur. Ini menjadi bukti nyata potensi ekonomi yang dimiliki warga NU,” jelas Prof. Harisudin.
Ia juga menyoroti pentingnya mendukung UMKM dalam menghadapi tantangan global. “Seperti yang dikatakan Jack Ma, masa depan ekonomi dunia bergantung pada UMKM, bukan sekadar perusahaan besar. NU berkomitmen memberikan ruang untuk UMKM berkembang, termasuk bantuan seperti sertifikasi halal,” tambahnya.
Selain UMKM, sektor pendidikan menjadi fokus penting dalam expo ini. Menurut Prof. Harisudin, perguruan tinggi NU memiliki kualitas yang mampu bersaing dengan universitas swasta lainnya.
“Kita punya UNUSA, UNISMA, UNISDA Lamongan, dan banyak perguruan tinggi lainnya. Mereka telah mencetak kader muda NU yang siap membawa Indonesia menuju visi Emas 2045,” tuturnya.
Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid, K.H. Abd. Hamid Wahid, menegaskan bahwa kegiatan ini adalah upaya strategis untuk memadukan nilai-nilai kepesantrenan dengan pengembangan pendidikan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui UMKM.
“Pesantren harus menjadi pusat peradaban yang relevan dengan tantangan zaman. Pesantren tidak hanya menjadi lembaga pendidikan dan dakwah, tetapi juga aktor penting dalam pemberdayaan masyarakat,” ujar beliau, yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas Nurul Jadid (Unuja).
Dengan rangkaian kegiatan yang menyatukan pendidikan, ekonomi, dan nilai-nilai pesantren, PWNU Jawa Timur menunjukkan komitmen kuatnya dalam mendukung pengembangan masyarakat sekaligus meneguhkan peran strategis Nahdlatul Ulama di usia yang ke-102. (*)