Oleh: Maulana Sholehodin (Ketua Nahdliyin Crisis Center).
Di tiktok beberapa waktu lalu sempat viral mantan Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin yang juga narapidana kasus gratifikasi dan terdakwa TPPU mengatakan “bila pilkada Probolinggo melawan bumbung kosong itu tanda kemunduran demokrasi”.
Hasan lupa bahwa esensi demokrasi adalah supremasi hukum dan kepatuhan hukum. Pertama bahwa dalam UU bumbung kosong itu untuk melindungi hak konstitusional calon bupati ketika tidak mempunyai lawan, agar pilkada tetap dilaksanakan. Kedua, hasan juga lupa bahwa bumbung kosong di probolinggo terjadi karena pola tirani politik dinasti yang dibangunnya selama ini hingga membuat kaderisasi kepemimpinan di probolinggo mandek.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bumbung kosong itu bukan berarti membatasi pilihan atau rakyat tidak diberi pilihan, rakyat tetap bisa memilih kotak bergambar atau kotak kosong. Bila kotak bergambar tidak memenuhi 50% lebih maka bumbung kosong Yang menang dan pilkada diulang tahun depan, Hal ini diatur “PKPU 13/2018”. Berdemokrasi itu tentang menjalankan undang undang bukan menjalankan apa yang diinginkan.
Alasan kedua kenapa kecendrungan pilkada 2024 di Probolinggo melawan bumbung kosong? Bisa jadi partai partai sepakat bahwa yang bisa memperbaiki carut marutnya pemerintahan probolinggo adalah pasangan Gus Haris dan Ra Fahmi. Bukankah hak mencalonkan itu ada di tangann partai bukan calon itu sendiri.
Demokrasi itu bukan hanya tentang banyaknya calon, tapi juga bagaimana rakyat memilih tanpa intimidasi, bagaimana rakyat memilih tanpa rasa takut dan bagaimana pilkada tanpa meggerakkan birokrasi.
Untuk apa banyak calon kalau rakyat memilih dengan rasa takut sehingga pilkada menghasilkan para koruptor.
Bagi saya Hasan lebih bijak intropeksi dalam menjalani hukuman dari perbuatannya, tentang demokrasi biarkan rakyat probolinggo membangunnya dengan nurani dan akhlaq, mereka lebih tahu apa yang terbaik untuk dirinya. Dan bila Hasan ingin mencalonkan anaknya silahkan lalui prosedur PERKPU, tidak ada yang melarang. tapi kayaknya bila ini terjadi (Zulmi lawan Gus Haris) sama halnya Gus Haris lawan bumbung kosong.
Sungguh telah lama rakyat Probolinggo ingin PILKADA tanpa rasa takut, dan hari ini rakyat telah sepakat memanggil dan meminta Gus Haris untuk memimpin Probolinggo. Ku ucapkan selamat untuk rakyat Probolinggo.
Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi nuansajatim.com