Hasan dan Demokrasi Probolinggo

- Kontributor

Selasa, 2 Juli 2024 - 11:20 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ketua Nahdliyin Crisis Center, Maulana Sholehodin.

Ketua Nahdliyin Crisis Center, Maulana Sholehodin.

Oleh: Maulana Sholehodin (Ketua Nahdliyin Crisis Center).

Di tiktok beberapa waktu lalu sempat viral mantan Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin yang juga narapidana kasus gratifikasi dan terdakwa TPPU mengatakan “bila pilkada Probolinggo melawan bumbung kosong itu tanda kemunduran demokrasi”.

Hasan lupa bahwa esensi demokrasi adalah supremasi hukum dan kepatuhan hukum. Pertama bahwa dalam UU bumbung kosong itu untuk melindungi hak konstitusional calon bupati ketika tidak mempunyai lawan, agar pilkada tetap dilaksanakan. Kedua, hasan juga lupa bahwa bumbung kosong di probolinggo terjadi karena pola tirani politik dinasti yang dibangunnya selama ini hingga membuat kaderisasi kepemimpinan di probolinggo mandek.

Bumbung kosong itu bukan berarti membatasi pilihan atau rakyat tidak diberi pilihan, rakyat tetap bisa memilih kotak bergambar atau kotak kosong. Bila kotak bergambar tidak memenuhi 50% lebih maka bumbung kosong Yang menang dan pilkada diulang tahun depan, Hal ini diatur “PKPU 13/2018”. Berdemokrasi itu tentang menjalankan undang undang bukan menjalankan apa yang diinginkan.

Alasan kedua kenapa kecendrungan pilkada 2024 di Probolinggo melawan bumbung kosong? Bisa jadi partai partai sepakat bahwa yang bisa memperbaiki carut marutnya pemerintahan probolinggo adalah pasangan Gus Haris dan Ra Fahmi. Bukankah hak mencalonkan itu ada di tangann partai bukan calon itu sendiri.

Baca Juga :  Kades di Probolinggo Bakal Dapat SK Perpanjangan Bulan Depan

Demokrasi itu bukan hanya tentang banyaknya calon, tapi juga bagaimana rakyat memilih tanpa intimidasi, bagaimana rakyat memilih tanpa rasa takut dan bagaimana pilkada tanpa meggerakkan birokrasi.

Untuk apa banyak calon kalau rakyat memilih dengan rasa takut sehingga pilkada menghasilkan para koruptor.

Bagi saya Hasan lebih bijak intropeksi dalam menjalani hukuman dari perbuatannya, tentang demokrasi biarkan rakyat probolinggo membangunnya dengan nurani dan akhlaq, mereka lebih tahu apa yang terbaik untuk dirinya. Dan bila Hasan ingin mencalonkan anaknya silahkan lalui prosedur PERKPU, tidak ada yang melarang. tapi kayaknya bila ini terjadi (Zulmi lawan Gus Haris) sama halnya Gus Haris lawan bumbung kosong.

Baca Juga :  Potensi Terpilih Aklamasi di Konferwil GP Ansor Jatim, Ini Komentar Musaffa' Safril

Sungguh telah lama rakyat Probolinggo ingin PILKADA tanpa rasa takut, dan hari ini rakyat telah sepakat memanggil dan meminta Gus Haris untuk memimpin Probolinggo. Ku ucapkan selamat untuk rakyat Probolinggo.

Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi nuansajatim.com

Follow WhatsApp Channel nuansajatim.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Membangun Mimpi Bersama TNI di Film Tangan Kecil Mimpi Besar
Potensi Terpilih Aklamasi di Konferwil GP Ansor Jatim, Ini Komentar Musaffa’ Safril
Kiai Mutawakkil Bacakan 5 Pesan Penting Khutbah Iftitah di Konferwil NU Jatim

Berita Terkait

Selasa, 15 Oktober 2024 - 11:10 WIB

Membangun Mimpi Bersama TNI di Film Tangan Kecil Mimpi Besar

Senin, 12 Agustus 2024 - 20:26 WIB

Potensi Terpilih Aklamasi di Konferwil GP Ansor Jatim, Ini Komentar Musaffa’ Safril

Sabtu, 3 Agustus 2024 - 15:42 WIB

Kiai Mutawakkil Bacakan 5 Pesan Penting Khutbah Iftitah di Konferwil NU Jatim

Selasa, 2 Juli 2024 - 11:20 WIB

Hasan dan Demokrasi Probolinggo

Berita Terbaru

Berita Probolinggo

Gus Haris Unggul 73,5 Persen, Zulmi Soroti Hasil Survei LSI

Minggu, 17 Nov 2024 - 22:35 WIB

Berita Probolinggo

Soal Ekonomi Biru, Gus Haris Nilai Zulmi Kurang Menjawab Esensi Pertanyaan

Minggu, 17 Nov 2024 - 22:13 WIB

Berita Probolinggo

Gus Haris-Ra Fahmi Menang 73,5 Persen di Hasil Survei LSI

Minggu, 17 Nov 2024 - 17:00 WIB