Probolinggo – Kebakaran hutan yang melanda Pegunungan Argopuro di Desa Plaosan, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo diperkirakan sudah dipadamkan Kamis (5/9/2024) pagi. Dimana aplikasi pemantauan SiPongi+, tidak mencatat titik api di kawasan hutan konservasi tersebut.
NuansaJatim memantau laman BRIN pada pukul 06.33 WIB untuk melihat adanya titik api di kawasan Pegunungan Argopuro atau Hyang, namun tak menemukan titik api yang terpantau. Hal serupa di ulangi pada siang dan sore hari pada 15.45 WIB.
“Betul, kami juga pantau. Di BRIN spot sudah tidak ada titik panas, tidak muncul titik seperti sebelumnya,” sebut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo, Oemar Sjarif pada Kamis (5/9/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Besar kemungkinan api sudah padam. Mengingat pada Rabu kemarin, turun hujan di kawasan Pegunungan Argopuro. Sehingga proses pemadaman secara manual oleh 11 personel cukup terbantu.
Namun, Oemar tidak dapat memastikan apakah api benar-benar padam atau tidak di lokasi. Lokasi yang jauh dari pemukiman penduduk, cukup sulit jangkauannya. Juga untuk berkomunikasi.
“Kami masih menunggu BBKSDA (Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam terkait kondisi selanjutnya,” tandas mantan Kepala Dinas Perumahan, Pemukiman dan Pertanahan (Disperkimtan) tersebut.
Kebakaran ini terdeteksi melalui aplikasi SiPongi+, yang merupakan sistem pemantau kebakaran hutan dan lahan. Titik api pertama kali terpantau pada Senin (2/9/2024) pukul 21.14 WIB.
Kebakaran ini terjadi di lereng Pegunungan Argopuro, khususnya di Desa Plaosan, Kecamatan Krucil, yang berada di bawah Rawa Embik, sebuah lokasi populer di kalangan pendaki.
Dampak kebakaran menyebabkan BPBD Kabupaten Probolinggo memutuskan untuk menutup akses pendakian ke Argopuro, terutama menuju Rawa Embik. Penutupan ini dilakukan setelah melakukan koordinasi dengan BPBD Situbondo, Bondowoso, serta Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Resort Bremi.