Malang – Untuk memerangi dampak buruk judi online dan pinjaman online (pinjol) di masyarakat, Polresta Malang Kota melalui Polsek Klojen menggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Klojen dalam sosialisasi yang digelar di Aula Kantor Kelurahan Gadingkasri, Jalan Galunggung.
Acara ini dihadiri oleh sekitar 70 peserta, termasuk pengurus MUI, lurah, serta ketua RT/RW dari Kelurahan Gadingkasri.
H. Nur Asmari, Ketua MUI Kecamatan Klojen, dalam paparannya menekankan bahwa judi dalam segala bentuknya, termasuk judi online, adalah haram dalam agama Islam.
“Judi itu merusak harta, jiwa, dan hubungan sosial,” tegas H. Nur Asmari, sambil mengingatkan bahwa Islam mendorong umatnya untuk bekerja keras dan mencari rezeki yang halal.
Dari perspektif kepolisian, Kapolsek Klojen, Kompol Syabain Rahmad Kusriyanto, memberikan pemahaman tentang bahaya dan dampak hukum dari judi online dan pinjol.
“Judi online dan pinjol ilegal dapat merusak perekonomian keluarga dan memicu tindakan kriminal,” ujarnya.
Kompol Syabain juga menjelaskan berbagai modus operandi pelaku judi online dan pinjol, serta sanksi hukum yang berlaku bagi mereka yang terlibat.
Selain kerugian finansial, judi online bersifat adiktif dan dapat merusak kehidupan sosial serta produktivitas seseorang.
“Masalah keuangan akibat judi online dan pinjol dapat merusak keharmonisan keluarga dan menyebabkan stres serta depresi,” tambah Kompol Syabain.
Untuk mencegah masyarakat terjerat praktik judi online dan pinjol, baik MUI maupun Polsek Klojen berpesan kepada perangkat kelurahan untuk turut serta dalam sosialisasi ke warganya.
Mereka juga mengimbau masyarakat agar segera melaporkan ke pihak berwajib jika mengetahui adanya aktivitas judi online atau pinjol ilegal.
Sosialisasi ini menunjukkan pentingnya sinergi antara lembaga agama dan kepolisian dalam upaya pencegahan dan pemberantasan judi online dan pinjol.
Dengan bekerja sama, diharapkan masyarakat semakin sadar akan bahaya dari praktik-praktik tersebut dan terhindar dari jerat judi online dan pinjol.
