Probolinggo – Kebijakan Polri yang memprioritaskan santri dan hafiz Al-Qur’an dalam penerimaan anggota Tahun Anggaran 2025 mendapat sambutan hangat dari berbagai kalangan, termasuk dari Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Qodim Paiton, KH Abdul Hadi Noer.
Ia meyakini bahwa para santri memiliki potensi besar untuk bersaing dalam seleksi dan menjadi anggota Polri yang berintegritas.
“Kami mempunyai keyakinan bahwa para santri dan hafiz akan mampu bersaing dengan peserta seleksi lainnya. Apabila mereka lulus menjadi anggota Polri, mereka akan bisa menjadi polisi yang handal dan terus bisa menanamkan kebaikan di masyarakat,” ujar KH Abdul Hadi Noer.
Menurutnya, pendidikan di pesantren tidak hanya membentuk karakter religius, tetapi juga melatih kedisiplinan dan kepatuhan terhadap aturan, yang sejalan dengan prinsip dasar kepolisian.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Irwasum Polri Komjen Pol Dedi Prasetyo yang menilai bahwa santri memiliki nilai tambah dalam disiplin, etika, serta kemampuan bekerja sama yang baik. Dengan latar belakang pendidikan pesantren, diharapkan anggota Polri dari kalangan santri mampu menjalankan tugasnya dengan profesionalisme tinggi serta tetap menjunjung nilai-nilai moral.
KH Abdul Hadi Noer menambahkan bahwa kebijakan ini bisa menjadi peluang emas bagi para santri untuk mengabdi kepada bangsa melalui institusi kepolisian.
“Ini adalah kesempatan bagi mereka untuk tidak hanya menjaga keamanan, tetapi juga menjadi pelopor dalam menanamkan nilai-nilai kebaikan di tengah masyarakat,” ujarnya.
Dengan adanya jalur khusus ini, diharapkan para santri dan hafiz yang memiliki semangat pengabdian dapat memanfaatkannya secara maksimal dan membuktikan bahwa mereka bisa menjadi polisi yang tidak hanya tegas, tetapi juga berakhlak mulia.