Revolusi Data Sosial: DTSEN Gantikan DTKS, Akurasi Data Jadi Prioritas

- Penulis Berita

Sabtu, 22 Februari 2025 - 09:36 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Madiun – Pemerintah Indonesia resmi mengganti Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dengan Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN). Pergantian ini bertujuan untuk meningkatkan akurasi dan efektivitas distribusi bantuan sosial serta program pemberdayaan ekonomi.

Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menegaskan bahwa DTSEN akan menjadi satu-satunya referensi dalam kebijakan sosial dan ekonomi di masa mendatang.

DTSEN diresmikan melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2025 yang ditandatangani Presiden RI Prabowo Subianto pada 5 Februari 2025.

Baca Juga :  Cair Februari 2025! Ini Daftar Bansos yang Ditunggu-tunggu Masyarakat

Langkah ini menjadi tonggak baru dalam sistem pendataan nasional, memastikan semua kebijakan berbasis data yang lebih akurat dan terintegrasi.

Salah satu aspek utama dari DTSEN adalah peningkatan akurasi data. Badan Pusat Statistik (BPS) ditunjuk sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas validasi data, memastikan bahwa seluruh penduduk Indonesia terdata dengan benar.

“Data yang tidak valid bisa menyebabkan kebijakan yang meleset sasaran. Oleh karena itu, pendamping sosial dan masyarakat harus berperan aktif dalam menyanggah jika menemukan ketidaksesuaian data,” ujar Mensos Gus Ipul dalam sebuah dialog di Madiun, Jawa Timur, Jumat (21/2/2025).

Baca Juga :  Kemensos Gaet Kampus di Jatim, Siapkan Jurus Jitu Entaskan Kemiskinan

Keberadaan DTSEN memungkinkan pembaruan data secara lebih fleksibel melalui jalur formal dari pemerintah daerah maupun partisipasi masyarakat. Masyarakat kini bisa lebih aktif dalam memperbarui data mereka, memastikan bantuan sosial dan program ekonomi benar-benar diberikan kepada yang berhak.

Baca Juga :  Cek Sekarang! BLT BBM 2025 Cair, Begini Cara Mendapatkannya

Selain perubahan sistem data, kebijakan sosial Indonesia juga mengalami transformasi besar. Jika sebelumnya lebih berfokus pada perlindungan sosial (social protection), kini pemerintah mengadopsi pendekatan berbasis pemberdayaan (empowerment heavy).

“Presiden menginginkan keseimbangan antara perlindungan dan pemberdayaan, agar masyarakat tidak sekadar menerima bantuan tetapi juga bisa meningkatkan taraf hidupnya,” kata Gus Ipul.

Follow WhatsApp Channel nuansajatim.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Sibuk Jadi Wakil Bupati, Fahmi AHZ Tetap Luangkan Waktu Dengar Hafalan Santri
Selidiki Harga Pupuk Subsidi, PI Diam-diam Datangi Kios di Besuk Probolinggo
DPRD Kabupaten Probolinggo Gelar Paripurna Penjelasan Bupati Tentang Ranwal RPJMD
Halal Bihalal MUI Probolinggo, Ajang Silaturahmi hingga Curhat Soal Anggaran
Ketua DPRD Probolinggo: Apakah Program 100 Hari Bisa Menjawab Kebutuhan Dasar Masyarakat? Tentu Tidak
Panja Rapat Tertutup Bahas Rekomendasi Masalah Pupuk Subsidi dengan Pimpinan DPRD
Manunggal TNI–Ansor di Surabaya: 20 Ribu Kader Banser Kibarkan Semangat Indonesia Emas 2045
Penyalahgunaan Pupuk Subsidi Terungkap di Probolinggo, Polisi Amankan Puluhan Karung

Berita Terkait

Rabu, 16 April 2025 - 21:38 WIB

Sibuk Jadi Wakil Bupati, Fahmi AHZ Tetap Luangkan Waktu Dengar Hafalan Santri

Rabu, 16 April 2025 - 20:51 WIB

Selidiki Harga Pupuk Subsidi, PI Diam-diam Datangi Kios di Besuk Probolinggo

Rabu, 16 April 2025 - 13:39 WIB

DPRD Kabupaten Probolinggo Gelar Paripurna Penjelasan Bupati Tentang Ranwal RPJMD

Rabu, 16 April 2025 - 13:21 WIB

Halal Bihalal MUI Probolinggo, Ajang Silaturahmi hingga Curhat Soal Anggaran

Selasa, 15 April 2025 - 14:51 WIB

Panja Rapat Tertutup Bahas Rekomendasi Masalah Pupuk Subsidi dengan Pimpinan DPRD

Berita Terbaru