Probolinggo – Persoalan harga pupuk bersubsidi di wilayah Kabupaten Probolinggo nampaknya belum sepenuhnya tuntas. Diduga masih ada kios nakal yang menjual harga di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) kepada petani.
Salah satunya dialami oleh seorang petani asal Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo, Abd Rahim. Ia mengungkapkan keluh kesahnya saat membeli pupuk bersubsidi yang dijual di atas HET.
Kepada Nuansa Jatim, Minggu (13/4/2025), Rahim mengaku kerap membeli pupuk jenis Phonska dan Urea dengan harga yang jauh lebih mahal dari ketentuan pemerintah. Bahkan sebelumnya pernah
“Saya beli pupuk Jumat (11/4/2025) kemarin lusa di kios. Harganya masih Rp280 ribu per kuintal. Saya beli Phonska dan Urea masing-masing 50 kilogram. Seharusnya harganya Rp 112.500 untuk Urea dan Rp 115 ribu untuk Phonska,” keluhannya.
Rahim menuturkan bahwa setiap kali membeli pupuk, ia selalu mengeluhkan harga yang melampaui batas HET. Namun, tanggapan dari pihak kios selalu penuh alasan.
“Alasannya banyak, katanya biaya pengantaran, padahal saya ambil sendiri. Saya datang sama anak saya kemarin lusa langsung ke kiosnya dan membawa pupuk sendri tanpa diantar kios,” jelasnya.
Yang lebih disayangkan, pemilik kios enggan memberikan nota pembelian. Padahal, menurut Rahim, ia sudah berulangkali meminta tanda bukti transaksi tersebut.
“Saya minta nota cuma buat bukti ke istri saya, takutnya saya dibilang bohong soal harga. Tapi tetap nggak dikasih. Katanya enggak usah pakai nota,” keluhnya.
Abd Rahim tercatat sebagai petani yang resmi masuk dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) dengan lahan lebih dari satu hektare. Ia pun menilai, beban petani semakin berat dengan harga pupuk subsidi yang tidak sesuai aturan.
“Petani itu hasilnya tipis. Kalau tanaman bagus, ya masih untung. Kalau enggak, ya rugi. Tapi pupuk tetap mahal,” katanya.
Rahim berharap ada ketegasan dari pemerintah untuk menindak tegas kios yang masih menjual pupuk bersubsidi di luar ketentuan yang ditetapkan.
“Kami petani di bawah serba kebingungan, terpaksa harus membeli meski harga jauh di atas HET. Karena klau tidak, kami mau dapat pupuk dari mana, sementara kami sangat membutuhkan. Kami berharap pemerintah betul-betul tegas,” pungkasnya.
Permasalahan pupuk subsidi yang dijual melebihi HET ini menjadi potret persoalan yang kerap dihadapi petani di lapangan. Padahal, pemerintah sudah mengatur harga dan distribusi agar petani bisa mendapatkan pupuk dengan adil.