Jombang – KH Hasan Mutawakkil Alallah, Wakil Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, menyampaikan khutbah iftitah atas nama Rais PWNU Jatim, KH Anwar Mansur, dalam acara Konferwil NU Jatim yang berlangsung di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang.
Khutbah tersebut mengandung lima poin penting yang diharapkan dapat menjadi pedoman bagi para peserta.
Dalam khutbahnya, KH Mutawakkil pertama-tama menekankan pentingnya ketulusan hati dan kesopanan bagi para peserta Konferwil. Ia mengingatkan agar mereka menunjukkan sikap hormat murid kepada guru, terutama mengingat acara besar ini diadakan di Pesantren Tebuireng, yang merupakan milik NU.
“Kita harus hadir dengan hati yang tulus dan sopan santun yang baik. Lebih-lebih perhelatan akbar ini diselenggarakan di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang milik NU,” ujar KH Mutawakkil.
Selanjutnya, KH Mutawakkil mengajak semua peserta untuk bertawassul bersama kepada muassis NU, berharap keberkahan untuk mensukseskan cita-cita perjuangan pendiri NU. Ia menekankan pentingnya meraih ridha dan keberkahan dari para pendiri NU, meskipun dengan kemampuan yang terbatas.
Pesan kedua yang disampaikan adalah pentingnya mencari ridha Allah dan berkhidmah kepada muassis NU yang telah memberikan ilmu untuk menyelamatkan akidah dan ibadah muamalah. “Muazarah serta didasari ikhlas insya Allah akan menjadi amal sholeh bagi kita semua,” terangnya.
Pesan ketiga berkaitan dengan tugas besar NU sebagai amanah dari para pendiri. KH Mutawakkil menekankan pentingnya mempertahankan dan melestarikan Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) di Indonesia. Ia mengingatkan agar menjaga nilai-nilai lama yang masih baik dan menggali nilai-nilai baru yang lebih baik.
“Aswaja menjadi benteng yang kokoh,” ungkapnya.
Selanjutnya, sesuai dengan tema Konferwil ‘Merajut Ukhuwah dan Memperkokoh Jam’iyah dalam Pendampingan Umat’, KH Mutawakkil menyampaikan bahwa pengurus NU harus menjadi penggerak sosial untuk mensejahterakan umat. Ia mengutip prinsip bahwa meskipun tidak semua tujuan dapat tercapai, upaya maksimal tetap harus dilakukan.
Pesan terakhir yang disampaikan adalah pentingnya Konferwil sebagai ajang penyegaran dan evaluasi atas kinerja wilayah selama ini. KH Mutawakkil menekankan bahwa kontestasi ini bukanlah kontestasi politik untuk mendapatkan kekuasaan, melainkan ajang untuk melestarikan nilai-nilai yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Dengan pesan-pesan ini, KH Mutawakkil berharap para peserta Konferwil dapat menjalankan amanah organisasi dengan baik dan terus berupaya mensejahterakan umat.