Surabaya – Semangat persatuan dan sinergi antara rakyat dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) terwujud nyata dalam Apel Gelar Pasukan bertajuk “Manunggal TNI – Ansor Bersama Rakyat untuk Indonesia Emas 2045” yang digelar di Jatim Expo Surabaya, Sabtu (12/4/2025).
Tak kurang dari 20 ribu kader Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) dari seluruh Jawa Timur memenuhi arena apel dengan formasi disiplin dan semangat menggelora.
Apel akbar ini dihadiri langsung oleh Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Rudy Saladin, jajaran perwira tinggi dari tiga matra TNI, serta para Danrem, Dandim, dan pejabat militer lainnya. Dari matra laut hadir Pangkoarmada II, Danpasmar 2 Brigjen TNI Marinir, Danlantamal V, serta tiga Danlanud mewakili matra udara.
Mayjen TNI Rudy Saladin menyampaikan apresiasi tinggi atas kesiapan dan kekuatan kader GP Ansor dan Banser. Ia menegaskan bahwa Apel Gelar Pasukan ini bukanlah seremoni biasa, melainkan wujud kemanunggalan sejati antara rakyat, santri, dan TNI.
“Ini adalah energi sosial luar biasa untuk menjaga keutuhan NKRI. Ketika anak-anak muda berkumpul dalam barisan seperti ini, maka Indonesia sedang memperkuat fondasinya menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Pangdam.
Ia juga menyebut GP Ansor dan Banser sebagai mitra strategis TNI, khususnya dalam menjaga stabilitas sosial dan ideologi bangsa. Menurutnya, kolaborasi ini penting untuk terus diperkuat di bidang bela negara, penanggulangan bencana, hingga kontra radikalisme.
Ansor: Bukan Sekadar Barisan Fisik, tapi Spirit NasionalisKetua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor, Addin Jauharudin, dalam pidatonya yang penuh semangat, menyebut apel ini sebagai momentum bersejarah dan simbol manunggal sejati antara NU, santri, dan TNI.
“Kami hormat kepada semua jenderal yang hadir. Ini bukan hanya barisan fisik, tapi barisan spiritual dan nasionalis. Kita membangun Indonesia dari Jawa Timur, bersama-sama,” tegas Addin yang menyebut Pangdam Mayjen Rudy Saladin sebagai “kakak” dalam perjuangan.
Addin juga memperkenalkan delapan satuan Banser aktif yang memiliki peran vital di masyarakat: Bagana – Banser Tanggap Bencana, Balantas – Banser Lalu Lintas, Basada – Banser Husada (kesehatan masyarakat), Banser Maritim – penjaga wilayah laut, Bakar – Banser Kebakaran, CBP – Banser Provos (kedisiplinan), Banser Protokoler, Asmaul Husna – Satuan Intelijen Kontra Radikalisme.
Tak berhenti di situ, Addin bahkan mengusulkan pembentukan satuan baru: Bandara (Banser Pengendalian Udara), sebagai bentuk sinergi ke depan dengan TNI Angkatan Udara.
Jejak Sejarah dan Komitmen KebangsaanDalam pidatonya, Addin juga menyinggung kontribusi historis GP Ansor dalam perjuangan kemerdekaan, terutama melalui pasukan Hizbullah yang menjadi cikal bakal TKR (Tentara Keamanan Rakyat).
Beberapa kader Ansor bahkan tercatat sebagai perwira TNI seperti Jenderal Munasir, Kapten Hasyim, dan Letnan Yusuf (paman Presiden ke-4 RI, Gus Dur).
“Siapa yang mengganggu TNI, berarti juga mengganggu Ansor. Dan siapa yang mengganggu Ansor, berarti juga berhadapan dengan TNI,” ujar Addin disambut sorak sorai dan tepuk tangan ribuan kader.
Di akhir pidatonya, Addin mengutip pesan Jenderal TNI M. Yusuf dalam Konbes GP Ansor 1979: “Agar seluruh rakyat, termasuk Ansor, membantu ABRI tetap utuh, dan menjauhkan diri dari tindakan yang menyakitkan hati rakyat.
”Simbol Sinergi Merah Putih
Acara ditutup dengan yel-yel semangat dari seluruh pasukan Banser yang membentuk harmoni kebangsaan antara kekuatan sipil dan militer. Momen ini menjadi simbol bahwa TNI dan GP Ansor tidak sekadar berdampingan, namun menyatu dalam semangat merah putih demi mewujudkan Indonesia Emas 2045.