Surabaya – Menteri Sosial Republik Indonesia (Mensos RI), Saifullah Yusuf (Gus Ipul), menegaskan bahwa Jawa Timur harus segera merealisasikan program Sekolah Rakyat, sebagaimana arahan Presiden Prabowo Subianto.
Program ini dirancang untuk memberikan pendidikan layak bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem melalui sistem asrama (boarding school) dengan fasilitas pendidikan dan pemenuhan gizi yang memadai.
Dalam Rapat Koordinasi Penguatan Ekonomi Desa Jawa Timur 2025 yang digelar di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Minggu (9/3/2025), Gus Ipul mengungkapkan bahwa Jawa Timur menjadi satu-satunya provinsi yang belum memiliki Sekolah Rakyat.
Oleh karena itu, ia mendorong percepatan pendirian sekolah ini dengan memanfaatkan fasilitas Kemensos yang ada di daerah.
“Untuk mempercepat prosesnya, sementara ini Sekolah Rakyat bisa memanfaatkan fasilitas Kemensos di daerah. Namun, di Jawa Timur, fasilitas Kemensos pada era Presiden Gus Dur telah diserahkan ke Pemprov, sehingga perlu solusi cepat agar sekolah ini bisa segera berjalan,” ungkapnya.
Dari total 100 Sekolah Rakyat yang akan dibangun di seluruh Indonesia, sebanyak 20 sekolah akan didirikan di Jawa Timur. Sisanya tersebar di Jawa Tengah, DIY, Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, serta berbagai daerah lain yang memiliki tingkat kemiskinan ekstrem tinggi.
Meskipun Jawa Timur sedikit terlambat dalam implementasi program ini, Gus Ipul mengapresiasi respons cepat dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Emil Dardak dalam menerjemahkan arahan Presiden.
“Baru dua hari lalu kami berkomunikasi dengan Bu Khofifah, dan hari ini sudah ada rapat koordinasi yang melibatkan bupati dan wali kota se-Jawa Timur. Setelah ini, harapannya kepala daerah bisa segera menindaklanjuti dan mendukung penuh program Sekolah Rakyat,” tegas Gus Ipul yang juga menjabat sebagai Sekjen PBNU.
Prof. Nuh DEA, salah satu anggota formatur Sekolah Rakyat Jawa Timur, menjelaskan bahwa Sekolah Rakyat dirancang khusus bagi anak-anak dari keluarga miskin agar mereka mendapatkan akses pendidikan berkualitas tanpa stigma.
“Sekolah ini memang untuk anak-anak miskin yang ingin maju. Mereka tidak perlu merasa malu atau sembunyi-sembunyi. Sekolah Rakyat justru ingin memastikan bahwa anak-anak ini bisa mendapatkan pendidikan dan pembentukan karakter yang baik untuk menumbuhkan rasa percaya diri,” ujarnya.
Prof. Nuh juga menegaskan bahwa sekolah ini akan memiliki sistem pendidikan berbeda dari sekolah umum, karena anak-anak akan diasramakan dan mendapatkan pendampingan khusus.
“Anak-anak yang bersekolah di Sekolah Rakyat akan mendapatkan kompetensi dasar yang sama seperti sekolah umum, tetapi dengan penanganan lebih intensif agar mereka lebih siap menghadapi masa depan,” pungkasnya.