Probolinggo – Erupsi Gunung Semeru pada Sabtu (8/2/2025) pagi membawa dampak hingga Kabupaten Probolinggo. Hujan abu vulkanik terpantau mengguyur beberapa desa di wilayah tersebut, membuat warga sempat mengira bahwa letusan berasal dari Gunung Bromo.
Warga Desa Wonokerso, Kecamatan Sumber, melaporkan abu mulai turun sekitar pukul 09.00 WIB. Toni, salah seorang warga, mengatakan awalnya ia mengira abu tersebut berasal dari Gunung Bromo.
“Kalau kita menadahkan tangan di luar, abu putihnya terlihat jelas menempel,” ungkap Toni.
Fenomena serupa juga terjadi di Desa Wonokerto, Kecamatan Sukapura. Meskipun hujan abu lebih tipis, warga tetap merasakan dampaknya, terutama di dedaunan dan permukaan benda di luar ruangan.
Berdasarkan data dari MAGMA Indonesia, Gunung Semeru mengalami delapan kali erupsi sejak Sabtu dini hari hingga pukul 11.05 WIB.
Letusan pertama terjadi pada pukul 00.51 WIB dengan durasi 103 detik dan amplitudo maksimal 21 milimeter. Rentetan erupsi berikutnya terjadi pada pukul 01.28, 02.35, 02.57, 05.41, 07.51, 09.55, dan 11.05 WIB.
Pada pukul 05.41 WIB, kolom abu terpantau setinggi 400 meter di atas puncak, sedangkan pada erupsi terakhir pukul 11.05 WIB, tinggi kolom abu mencapai 600 meter di atas puncak. Abu berwarna putih hingga kelabu bergerak ke arah utara dengan intensitas sedang.
PVMBG melalui platform MAGMA Indonesia terus memantau aktivitas vulkanik Gunung Semeru dan mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap kemungkinan erupsi susulan serta dampak abu vulkanik.