Tulungagung, – Pasar Hewan Terpadu (PHT) Tulungagung kembali dibuka setelah sempat ditutup selama lebih dari sebulan akibat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Namun, para pedagang justru dihadapkan pada kondisi pasar yang lesu dan harga sapi yang merosot tajam.
Rahman, seorang pedagang sapi asal Kediri, mengungkapkan harga sapi belum kembali stabil dan minat beli menurun drastis.
“Pedagang masih ragu untuk membeli karena dampak PMK. Harga juga turun lumayan,” katanya saat ditemui di hari pertama pembukaan pasar, Jumat (14/2/2025).
Hal senada disampaikan Ahmad, pedagang asal Tanggunggunung, yang mengaku harga jual sapinya turun sekitar Rp2 juta per ekor dibandingkan sebelum wabah merebak.
“Biasanya bisa laku Rp15 juta, sekarang hanya Rp13 juta. Pasar benar-benar sepi,” keluhnya.
Tak hanya harga yang anjlok, jumlah sapi yang masuk ke pasar juga menurun drastis. Koordinator PHT Tulungagung, Harmanto, menyebut biasanya ada sekitar 750 ekor sapi yang masuk ke pasar, tetapi kali ini hanya 208 ekor. Akibatnya, pendapatan retribusi pasar juga ikut terjun bebas dari Rp1,8 juta menjadi Rp520 ribu.
Meski kondisi masih sulit, PHT Tulungagung tetap beroperasi sesuai arahan pemerintah daerah. Harmanto menegaskan bahwa pihaknya siap mengikuti kebijakan lebih lanjut terkait operasional pasar.
“Selama belum ada instruksi penutupan, pasar akan tetap dibuka,” ujarnya.
Sementara itu, para pedagang berharap kondisi pasar segera membaik, terutama dengan adanya upaya pemerintah dalam menangani wabah PMK. Jika tidak, mereka khawatir bisnis ternak sapi akan semakin terpuruk.