Probolinggo – Langkah nyata dalam meningkatkan keselamatan di jalur kereta api kembali diwujudkan Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo. Dua pos perlintasan resmi di Kelurahan Kedungasem, Kecamatan Wonoasih, akhirnya diresmikan pada Selasa (25/3/2025).
Dua pos yang kini siap beroperasi adalah JPL 07 di Jalan Amir Hamzah dan JPL 10 di Jalan Sunan Drajat. Peresmian ini dihadiri langsung oleh Wali Kota Probolinggo, dr. Aminuddin, Sp. OG, serta perwakilan dari Jasa Raharja dan PT KAI Daop 9 Jember.
Wali Kota Aminuddin menegaskan bahwa keberadaan pos penjagaan ini merupakan bagian dari strategi besar kota dalam menekan angka kecelakaan di perlintasan sebidang.
“Kami terus berupaya meningkatkan keselamatan transportasi, terutama di jalur-jalur vital seperti perlintasan kereta. Dengan pos ini, harapannya masyarakat lebih disiplin dan waspada saat melintas,” ujar Aminuddin.
Tak hanya menambah pos penjagaan, Pemkot juga terus melakukan edukasi keselamatan kepada warga. Apalagi, mendekati arus mudik Idulfitri 2025, kepadatan lalu lintas di jalur-jalur perlintasan diprediksi meningkat.
“Kami imbau para pengguna jalan agar selalu mengikuti rambu-rambu dan memperhatikan perlintasan kereta demi keselamatan bersama,” kata Cahyo Widiantoro, Manager Hukum dan Humas KAI Daop 9 Jember.
Berdasarkan data Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Probolinggo, terdapat 20 perlintasan kereta api di wilayah ini. Dari jumlah tersebut, 6 perlintasan dikelola oleh PT KAI Daop 9 Jember dan 7 perlintasan berada di bawah pengawasan Pemkot, termasuk dua yang baru diresmikan.
Sementara 3 perlintasan telah ditutup karena tidak memenuhi regulasi, dan 4 perlintasan lainnya masih dalam tahap evaluasi. Empat titik yang masih menunggu keputusan lebih lanjut berada di depan Kantor Kelurahan Pilang, Gang Gayam, Masjid Tiban, dan Pos Ketapang.
“Kami terus mencari solusi terbaik agar seluruh perlintasan di kota ini aman dan sesuai standar keselamatan,” jelas Agus Effendi, Kepala Dishub Kota Probolinggo.
Di sela peresmian, Wali Kota Aminuddin juga memberikan penghargaan kepada Rusdi, seorang relawan yang telah menjaga perlintasan kereta api secara sukarela selama 15 tahun. Penghargaan ini menjadi bukti bahwa kepedulian individu terhadap keselamatan bersama tak bisa dianggap remeh.
Rusdi, yang sehari-hari bekerja sebagai tukang servis elektronik, mulai berjaga sejak 2010 karena sering melihat pengendara nyaris tertabrak kereta. “Dulu sering ada yang hampir celaka. Saya inisiatif bantu mengingatkan. Sekarang sudah ada pos resmi, semoga lebih aman,” kata Rusdi dengan senyum bangga.
Dengan diresmikannya dua pos baru ini, diharapkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya keselamatan saat melintasi rel kereta api. Pemkot Probolinggo juga terus berkomitmen menambah fasilitas keselamatan demi menekan angka kecelakaan di perlintasan sebidang.