Probolinggo – Barisan Ansor Serbaguna (Banser) menyatakan siap bergerak untuk memberantas peredaran minuman keras (miras) yang kian mengkhawatirkan di Kabupaten Probolinggo. Namun, mereka menegaskan akan bertindak hanya atas perintah langsung dari para kiai Nahdlatul Ulama (NU).
Sikap ini disampaikan menyusul pernyataan tegas dari Ketua PCNU Kabupaten Probolinggo, KH Abdul Hamid, yang menyuarakan keresahan terhadap maraknya peredaran miras.
Dalam sebuah Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama DPRD, tokoh agama, dan aparat penegak hukum yang digelar pada Rabu lalu, ia menyampaikan kesiapannya untuk menggerakkan Banser jika aparat dianggap lamban dalam bertindak.
“Kalau aparat kekurangan personel, kami punya Banser dan Ansor. Insya Allah, mereka siap turun tangan. Tapi tentu, semua tetap dalam koridor hukum, di bawah koordinasi kepolisian,” ujar Kiai Hamid dalam forum tersebut.
Menanggapi hal ini, Apri Hartanto, Kasatkorcab Banser Kabupaten Probolinggo, menegaskan bahwa pasukannya siap menjalankan amanat dari para ulama. Ia menyatakan akan menggerakkan seluruh elemen Banser bila komando telah diberikan.
“Kalau ada perintah langsung dari Ketua PCNU, maka seluruh jajaran Banser siap diterjunkan. Sebagai Kasatkorcab, saya akan kerahkan personel di seluruh wilayah Kabupaten Probolinggo,” ujar Apri, Jumat (9/5/2025).
Dukungan serupa juga datang dari wilayah Kota Kraksaan. Eko Roby Wijaya, Kasatkorcab Banser Kraksaan, menyebut telah menerima sinyal kuat dari Ketua PCNU setempat, KH Achmad Muzammil, untuk turut ambil bagian dalam upaya penegakan amar makruf nahi munkar.
“Jika memang pemerintah dan aparat belum mampu mengatasi persoalan miras, maka Banser Kraksaan akan turun. Ini sesuai arahan dari Kiai Muzammil,” kata pria yang akrab disapa Ndan Eko itu.
Ia pun memastikan telah menyiapkan langkah teknis untuk mengerahkan seluruh kekuatan Banser, dari tingkat kota hingga ke pelosok desa. Komando tunggal dari ulama menjadi dasar utama dalam pergerakan mereka.
“Komitmen kami jelas: mendukung langkah PCNU untuk memberantas miras. Kami siap berada di garis depan,” tegasnya.
Peredaran minuman keras di Kabupaten Probolinggo belakangan menuai sorotan publik, terlebih setelah dua nyawa melayang akibat pesta miras yang berlangsung di rumah seorang pejabat desa. Kejadian ini menjadi alarm keras bagi semua pihak, termasuk tokoh agama yang menyuarakan perlunya tindakan nyata.
Kiai Muzammil mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi tersebut. Menurutnya, persoalan miras tidak hanya berdampak pada kesehatan dan ketertiban, tetapi juga mengancam moral generasi muda.
“Ini bukan sekadar pelanggaran sosial, tetapi ancaman nyata terhadap masa depan masyarakat. Aparat harus menyikat habis jaringan distribusi miras hingga ke akar-akarnya,” tegasnya.
Diketahui, Banser sebagai sayap semi-otonom dari GP Ansor memiliki jaringan anggota yang luas, tersebar hingga ke desa-desa. Kekuatan ini disebut bisa menjadi kekuatan pendukung dalam agenda pemberantasan miras, bila digerakkan dengan koordinasi yang tepat bersama aparat hukum.